Sabtu, 07 Juni 2014

Hanger baju stainless

Hanger baju stanless
Bahan plat ss 304 20x3mm
Finishing miror
Harga : nego/ pre order

Rabu, 03 Oktober 2012

Alat Keselamat Kerja

Alat keselamatan kerja las adalah sangat fital untuk digunakan. Penggunaan alat keselamatan kerja las ini akan memberikan jamiman keselamatan kepada juru las maupun lingkungan. Pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan kwalitas hasil lasan.

Macam-macam alat keselamatan kerja las antara lain:
1. Pakaian kerja
Dengan menggunakan pakaian kerja, juru las akan merasa nyaman dalam bekerja karena tidak berfikir tentang lingkungan yang dapat mengotori pakaiannya. di samping itu pula dengan menggunakan pakaian kerja juru las memiliki keleluasaan untuk bergerak mengahadapi pekerjaannya. pakaian kerja dapat terbuat dari bahan katoon, kulit atau levis. pakaian kerja jurulas dibuat lengan panjang dan bercelana panjang.
2. Helm las/topeng las
Helm las/topeng las digunakan untuk melindungi muka dari sinar las (sinar ultraviolet, infra red), radiasi panas las serta percikan bunga api las. apabila muka juru las tidak dilindungi maka kulit muka akan terbakar dan sel-sel kulit maupun daging akan rusak. Pada helm las tertentu didesain dilengkapi dengan masker hidung, yang fungsinya adalah melindungi diri dari asap las dan debu pengelasan. asap las dan debu ini akan mengganggu pernapasan dan dapat mengakipatkan penyakit paru-paru (pernapasan) serta ginjal.
3. Kaca las
Kaca las akan melindungi mata dari sinar las yang menyilaukan, sinar ultra violet, dan infra red. nyala-nyala ini akan mampu merusak penglihatan mata juru las, bahkan dapat mengakibatkan kebutaan. pemilihan kaca las disesuaikan dengan besar kecilnya arus pengelasan yang digunakan juru las (lihat tabel) pada buku-buku referensi pengelasan. contohnya adalah untuk pengelasan sampai 150 ampere menggunakan kaca las NO 10.
UV
4.Apron (pelindung dada)
Apron berfungsi untuk melindungi dada dari sinar ultra violet, infra red, percikan bunga api las dan panas pengelasan. pelindung dada ini terbuat dari kulit yang lentur.
5. Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari sengatan listrik, panas lasan, dan bend-benda yang tajam.
6. Sepatu kulit kapasitas 2 ton
sepatu ini terbuat dari kulit yang pada ujungnya terjadap logam pelindung dengan kapasitas 2ton. sepatu ini akan melindungi juru las dari sengatan listrik, kejatuhan benda, benda-benda yang panas dan benda-benda yang tajam.

Simbol dalam Pengelasan


Seorang juru las (welder) harus memahami gambar/simbol pengelasan (welding Symbol).  Welding Symbol telah di standarisasi oleh Welding Society America (AWS). Juru las dalam kegiatan kerjanya harus mengacu pada ketentuan yang telah diatur pada gambar atau bagan konstruksi. Jika hal ini tidak dilakukan maka dampak yang mengiringinya adalah sangat besar, misal : terjadinya kesalahan konstruksi yang mengakibatkan gagal produk dan tidak dapat digunakan. Kesalahan dalam hal proses yang mengakibatkan terjadinya cacat pada hasil pengelasan.  Seorang welder harus mempunyai pengetahuan dasar tentang simbol las dasar dan lokasi standar elemen simbol las.

Dasar simbol las

Simbol las diterapkan pada garis referens
 
 
 
Menentukan lokasi las
 
 
 
 


Kamis, 05 Januari 2012

Merawat Barang dari Bahan Stainless steel






Bahan stainless steel mempunyai ciri mengkilap dan tidak berpori, menjadikannya material yang kuat dan higienis, cocok untuk berbagai macam keperluan seperti peralatan makan, peralatan rumah sakit, interior dan eksterior.  Karena stainless steel adalah bahan tahan karat maka untuk merawatnya cukup dengan menjaganya tetap bersih, jika tidak dirawat bisa bernoda karena kontaminasi seperti lemak dan debu.



Meskipun sama-sama berlabel anti karat alias stainless steel ternyata tidak semua peralatan benar-benar 100% tahan karat. Jenis yang 100% tahan karat biasanya lebih berat, mengkilap dan membubuhkan stempel kadar tahan karatnya di balik tiap produknya. Selain itu peralatan makan yang benar-benar tahan karat harganya relatif mahal.  Masalah utama peralatan anti karat ini adalah mudah menjadi kusam dan bergores. Karena itu sebaiknya setelah dipakai, cuci dan segera keringkan.

Khusus untuk yang meninggalkan noda agak keras atau kusam yang merata, Anda bisa membeli obat khusus untuk menggosok bahan ini di toko interior dan peralatan makan. Ikuti saja petunjuk pemakaiannya. Bahan-bahan yang ada di rumah juga dapat dijadikan pembersih apalagi staeinless steel yang berkerak dan lengket seperti pada sink (bak cuci piring atau kompor gas).  Gunakan campuran cuka, spiritus dan alkohol, masukkan kain lap ke dalam larutan tersebut dan gosokkan.  Setelah itu cuci dengan air sabun  yang dicampur air hangat kemudian disiram air.  Setelah melakukan hal ini, noda tidak akan mudah melekat .  Bisa juga gunakan campuran 1/4 cangkir sabun pencuci piring, 1/4 cangkir cairan pemutih, 2 sendok makan amoniak dan 2 sendok makan air. Aduk rata. Gosok dengan kain lembut yang sudah dibasahi campuran tersebut. Setelah digosok, bersihkan dengan sabun pencuci piring lalu bilas kembali dan keringkan.  Cara lain larutkan 2 sendok makan soda kue dengan 1/2 gelas air perasan jeruk nipis. Siram rata dan diamkan beberapa menit. Setelah itu gosok dengan spons cuci piring sampai bersih. Bilas dengan air dan keringkan.



Sebaiknya simpan peralatan anti karat ini di tempat yang kering. Hindari tempat yang lembap karena udara lembap memudahkan timbulnya noda dan kusam pada permukaan peralatan makan ini. Jika berbentuk sendok, garpu atau pisau, simpanlah dalam kotak tertutup yang bersekat agar tidak saling bergesekan. Sedangkan yang berbentuk piring atau mangkuk sebaiknya bungkus dengan kertas roti yang tipis agar tidak bergores dan terlindung dari kontak udara langsung.
Semoga bermanfaat.


Senin, 02 Januari 2012

Jenis Pengelasan (Welding)


Jenis Pengelasan


Pengelasan merupakan penyambungan bahan dengan prinsip-prinsip ikatan magnetik antar atom dari kedua bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Namun kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang dilas.
Proses pengelasan logam secara makro diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu: (1) Liquid state welding (LSW), dan (2) Solid state welding (SSW). LSW adalah proses pengelasan logam yang dilakukan dalam keadaan cair, sedangkan SSW merupakan proses las di mana pada saat pengelasan, logam dalam keadaan padat. Pengelasan logam secara LSW maupun SSW mempunyai beberapa teknik/metode. Berbagai jenis las berdasarkan metode.

A. Las Kondisi Cair (Liquid State Welding)

1. Las Busur Listrik (Electric Arc Welding)
a) Las Flash Butt (Flash Butt Welding)
Flash butt merupakan metode pengelasan yang dilakukan dengan menggabungkan antara loncatan electron dengan tekanan, di mana benda kerja yang dilas dipanasi dengan energi loncatan electron kemudian ditekan dengan alat sehingga bahan yang dilas menyatu dengan baik.
b) Las Elektroda Terumpan (Consumable Electrode)
Consumable electrode (elektroda terumpan) adalah pengelasan dimana elektroda las juga berfungsi sebagai bahan tambah. Las elektroda terumpan terdiri dari:
- Las MIG (Metal Inert Gas)dan Las MAG(Metal Active Gas)
Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya arus listrik dan menggunakan elektrodanya berupa gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas malalui selang gas.
-  Las Listrik (Shielded Metal Arc Welding/SMAW)
SMAW (Shielded Metal Arc Welding) adalah proses pengelasan dengan mencairkan material dasar yang menggunakan panas dari listrik melalui ujung elektroda dengan pelindung berupa flux atau slag yang ikut mencair ketika pengelasan.Prinsip dari SMAW adalah menggunakan panas dari busur untuk mencairkan logam dasar dan ujung sebuah consumable elektroda tertutup dengan tegangan listrik yang dipakai 23-45 Volt, dan untuk pencairan digunakan arus listrik hingga 500 ampere yang umum digunakan berkisar antara 80-200 ampere.

- ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500° F atau setara dengan 1925° C
- SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau “ Shear Connector “
- ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW, pengelasan plat–plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat
- EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya oksidasi atau kontaminasi
- Las Busur Terpendam (Submerged Arc Welding/SAW)

Prinsip dasar pengelasan ini adalah menggunakan arus listrik untuk menghasilkan busur (Arc) sehingga dapat melelehkan kawat pengisi lasan (filler wire), dalam pengelasan SAW ini cairan logam lasan terendam dalam flux yang melindunginya dari kontaminasi udara, yang kemudian flux tersebut akan membentuk terak las (slag) yang cukup kuat untuk melindungi logam lasan hingga membeku.
c) Las Elektroda Tak Terumpan (Non Consumable Electrode)
Non consumable electrode adalah pengelasan dengan menggunakan elektroda, di mana elektroda tersebut tidak berfungsi sebagai bahan tambah. Elektroda hanya berfungsi sebagai pembangkit nyalah listrik, sedangkan bahan tambah digunakan filler metal.Non Consumable Electrode terdiri dari :
- Las TIG (Tungsten Inert Gas)
Las TIG (Tungsten Inert Gas) adalah proses pengelasan dimanabusur nyala listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan benda kerja logam. Daerah pengelasan dilindungioleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi denganudara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak tergantung daribentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas.
- Las Plasma
2. Las Tahanan (Resistance Welding)
a) Las Titik (Spot Welding)
Pengelasan dilakukan dengan mengaliri benda kerja dengan arus listrik melalui elektroda, karena terjadi hambatan diantara kedua bahan yang disambung, maka timbul panas yang dapat melelehkan permukaan bahan dan dengan tekanan akan terjadi sambungan
b) Las Kelim ( Seam Welding)
Ditinjau dari prinsip kerjanya, las kelim sama dengan las titik, yang berbeda adalah bentuk elektrodanya. Elektroda las kelim berbentuk silinder.
c) Las Gas atau Las Karbit (Oxy-acetylene welding / OAW)
Pengelasan dengan oksi - asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas Odengan atau tanpa logam pengisi.
d) Las Sinar Laser
Pengelasan sinar laser adalah pengelasan yang memanfaaatkan gelombang cahaya sinar laser yang dialirkan lurus kedepan tanpa penyebaran terhadap benda kerja sehingga menghasilkan panas dan melelehkan logam yang akan dilas.
e) Las Sinar Elektron
Prinsip kerjanya adalah adanya energi panas didapat dari energi sebuah elektron yang di tumbukkan pada benda kerja, elektron yang dipancarkan oleh katoda ke anoda difokuskan oleh lensa elektrik ke sistim defleksi. Sistim defleksi meneruskan sinar elektron yang sudah fokus ke benda kerja. Sinar yang sudah fokus tersebut digunakan untuk melakukan pengelasan benda kerja.


B. Las Kondisi Padat (Solid State Welding)

1) Friction Welding
Friction welding atau las gesekan merupakan proses penyambungan logam dengan memanfaatkan energi panas yang diakibatkan karena adanya gesekan dari dua material yang akan disambung
2) Cold Welding
Pengelasan dingin (Cold welding) adalah pengelasan yang dilakukan dalam keadaan dingin. Yang dimaksud dingin di sini, bukan berarti tidak ada panas, panas dapat saja terjadi dari proses tersebut, namun tidak melebihi suhu rekristalisasi logam yang dilas. Cold Welding terdiri dari :
- Las Ultrasonik (Ultrasonic Welding / UW)
Las ultrasonik adalah proses penyambungan padat untuk logam-logam yang sejenis, maupun logam-logam berlainan jenis, dimana secara umum bentuk sambungan nya adalah sambungan tindih. Energi getaran berfrekwensi tinggi mengenai daerah las-las an dengan arah paralel dengan permukaan sambungan. Tegangan geser osilasi pada permukaan las-lasan yang terjadi akibat pengaplikasian gaya, akan merusak dan merobek lapisan oksida yang ada di ke-2 permukaan logam induk yang akan dilas.
- Las Ledakan ( Explosive Welding / EW)
Las ledakan atau sering disebut las pembalutan (clading welding), merupakan proses las dimana dua permukaan dijadikan satu dibawah pengaruh tumbukan (impact force) disertai tekanan tinggi yang berasal dari ledakan (detonator) yang ditempatkan dekat dengan logam induk.
3) Las Tempa
Penyambungan logam dengan cara ini dilakukan dengan memanasi ujung logam yang akan disambung kemudian ditempa, maka terjadilah sambungan. Panas yang dibutuhkan sedikit di atas suhu rekristalisasi logam, sehingga logam masih dalam keadaan padat.


Sumber : http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/04/20/jenis-jenis-pengelasan/

Las TIG


Pengelasan stainless dengan Las TIG

Pengelasan Stainless yang baik adalah dengan mesin las TIG (gas argon).  Bisa saja pengelasan stainless dengan las listrik dan kawat stainless tapi hasilnya tidak begitu baik. Pengelasan akan mengakibatkan pemuaian di sekitar lokasi pengelasan sehingga mengakibatkan distorsi, membengkok, bahkan patah. Karena Stainless steel memiliki daya muai yang tinggi. Gas argon dapat mencegah hal itu, dengan memfokuskan panas tepat di bagian yang harus di las, sehingga panas terjaga dan tidak tersebar dari titik pengelasan. Bisa saja menggunakan Las Listrik pada stainless steel yang tebal, misalnya pipa. Namun untuk pengelasan plat stainless steel, diharapkan menggunakan las argon.  Tapi itu untuk produk yang tidak membutuhkan finishing lebih lanjut.
Untuk produk dengan penekanan pada estetika dan kehalusan tentu saja harus menggunakan Las TIG (Argon), itupun tidak sembarang tukang las listrik bisa menggunakan las tig, butuh sdm yang khusus.  Setelah tahap pengelasan, untuk produk tertentu kadang perlu dilakukan tahap finishing dengan mesin gerinda dan mesin poles.

Minggu, 01 Januari 2012

Produk Stainless Mahal?


Produk Stainless Mahal?

Beberapa orang menilai bahwa produk dari bahan stainless mahal, padahal bila dilihat dari beberapa hal justru stainless lebih banyak kelebihan.  Memiliki barang berbahan stainless memang harus ditebus dengan harga relatif lebih tinggi dari pada barang yang terbuat dari besi atau crom.  Tapi itu merupakan investasi yang pantas untuk keuntungan yang didapat.  Keunggulan stainless jelas terlihat dari kekuatan bahan yang lebih kuat dari besi.  stainless juga tahan karat jadi stainless tidak perlu perawatan yang rumit, cukup dilap stainless langsung kinclong.  Bandingkan dengan besi yang harus difinishing cat agar terlindung dari karat, memang dari segi
warna, dengan cat kita dapat mengubah tampilan besi sesuai dengan keinginan tapi hal itu tentu memakan biaya, apalagi bila penggunaan untuk eksterior, besi harus sering di cat, karena hujan dan panas tentu saja cat gampang retak atau terkelupas apalagi korosi dari pemakaian, gesekan dan benturan.